Langsung ke konten utama

Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif

Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif, untuk pertama kali terbit pada tahun 1989, adalah sebuah buku pengembangan diri yang ditulis oleh Stephen R. Covey. Buku ini sudah terjual lebih dari 15 juta kopi dalam 38 bahasa sejak publikasi pertamanya, yang ditandai dengan dirilisnya edisi ulang tahun ke-15 tahun 2004. Covey menyajikan pendekatan untuk menjadi efektif dalam mencapai tujuan dengan menyelaraskan diri pada apa yang dia sebut sebagai prinsip etika karakter yang menurutnya universal dan abadi.

Tujuh kebiasaan Manusia yg sangat efektif mencakup banyak prinsip dasar dari efektivitas manusia. Kebiasaan-kebiasaan ini bersifat mendasar; merupakan hal yg primer. Ketujuh kebiasaan ini menggambarkan internalisasi prinsip-prinsip yang benar yang menjadi dasar kebahagiaan dan keberhasilan yang langgeng.

Akan tetapi sebelum kita dapat benar-benar mengerti Tujuh Kebiasaan ini, kita perlu mengerti “ Paradigma “ kita sendiri dan bagaimana membuat suatu “ Perubahan Paradigma “.

Baik Etika Karakter maupun Etika Kepribadian adalah contoh-contoh dari paradigma sosial. Kata paradigma berasal dari bahasa Yunani. Kata ini semula merupakan istilah ilmiah, dan lebih lazim digunakan sekarang ini dengan arti model, teori, persepsi, asumsi atau kerangka acuan. Dalam pengertian yang lebih umum,paradigma adalah cara kita “Melihat” Dunia-bukan berkaitan dengan pengertian visual dari tindakan melihat, melainkan berkaitan dengan persepsi,mengerti,menafsirkan.

Untuk tujuan kita, cara sederhana untuk mengerti paradigma adalah dengan memandangnya sebagai peta. Kita semua tahu bahwa “ Peta bukanlah wilayah “. Peta hanyalah penjelasan tentang aspek tertentu dan wilayah. Itulah persisnya apa yang dimaksud dengan Paradigma. Paradigma adalah sebuah teori, penjelasan, atau model untuk sesuatu.

Kita masing-masing mempunyai banyak peta di dalam kepala kita yang dapat dibagi menjadi dua kategori utama : Peta segala sesuatunya sebagaimana adanya, atau Realitas, dan Peta segala sesuatunya seperti seharusnya, atau Nilai. Kita menafsirkan semua yg kita alami melalui peta-peta mental ini. Kita jarang mempertanyakan keakuratan peta-peta tersebut; kita biasanya bahkan tidak sadar bahwa kita memiliki keduanya. Kita Cuma Mengamsumsikan bahwa cara kita memandang segala sesuatu adalah segala sesuatu sebagaimana adanya atau sebagaimana seharusnya.

7 Kebiasaan

Kemenangan Pribadi (Private victory)
1. Proaktif (Be Proactive: Principles of Personal Choice)
Walaupun kata Proaktivitas sekarang sudah lumayan lazim pada literature manajemen, ia tidak akan anda temukan dalam kamus. Kata ini lebih daripada hanya sekedar mengambil inisiatif. Kata ini berarti bahwa sebagai manusia, kita bertanggung jawab atas hidup kita sendiri.Perilaku kita adalah fungsi dari keputusan kita,bukan kondisi kita. Kita mempunyai inisiatif dan tanggung jawab untuk membuat segala sesuatunya terjadi.

Lihatlah kata Responsibility (Tanggung Jawab)-“Response-Ability- kemampuan untuk memilih respons anda. Orang yang sangat Proaktif mengenali tanggung jawab itu. Mereka tidak menyalahkan keadaan, kondisi atau pengkondisian untuk perilaku mereka. Perilaku mereka adalah produk dari pilihan sadar mereka, berdasarkan nilai, dan bukan produk dari kondisi mereka, berdasarkan perasaan.

2. Merujuk Pada Tujuan Akhir (Begin with the End in Mind: Principles of Personal Vision)
Walaupun kebiasaan 2 berlaku pada banyak keadaan dan tingkat kehidupan yg berbeda, sebagian besar aplikasi dasar dari “ Merujuk Pada Tujuan Akhir” adalah untuk memulai hari ini dengan bayangan, gambaran, atau paradigma akhir kehidupan anda sebagai kerangka acuan atau kriteria yang menjadi dasar untuk menguji segala sesuatu. Tiap bagian dari kehidupan anda-perilaku hari ini, perilaku esok, perilaku minggu depan, perilaku bulan depan-dapat diuji dalam konteks keseluruhan, dari apa yg benar-benar paling penting bagi anda. Dengan mengusahakan titik akhir tersebut tetap jelas dalam pikiran, anda dapat memastikan bahwa apa pun yang anda kerjakan pada hari tertentu tidak melanggar criteria yang sudah anda definisikan sebagai yang paling penting, dan bahwa tiap hari dari kehidupan anda menunjang visi yang anda miliki tentang seluruh hidup anda dengan cara yang berarti.

Merujuk pada tujuan akhir berarti memulai dengan pengertian yang jelas tentang tujuan anda. Hal ini berarti mengetahui kemana anda akan pergi sehingga anda sebaiknya mengerti dimana anda berada sekarang dan dengan begitu anda tahu bahwa langkah-langkah yang anda ambil selalu berada pada arah yang benar.

3. Dahulukan Yang Utama (Put First Things First: Principles of Integrity & Execution)
Kebiasaan 3 adalah ciptaan kedua, ciptaan fisik. Kebiasaan ini adalah pemenuhan, aktualisasi, kemunculan wajar dari kebiasaan 1 dan 2. Ia merupakan latihan kehendak bebas yang berpusat pada prinsip. Ia merupakan pelaksanaan hari demi hari, saat demi saat.

Kebiasaan 1 dan 2 mutlak penting dan merupakan prasyarat untuk kebiasaan 3. Anda tidak dapat berpusat pada prinsip tanpa lebih dulu sadar dan mengembangkan sifat proaktif anda. Anda tidak dapat berpusat pada prinsip tanpa dahulu sadar tentang paradigma anda dan mengerti bagaimana mengubah paradigma tersebut dan menyelaraskannya dengan prinsip. Anda tidak dapat menjadi berpusat pada prinsip tanpa visi dan focus pada kontribusi unik yang bias anda lakukan.

Namun dengan fondasi itu, anda dapat berpusat pada prinsip, hari demi hari, saat demi saat, dengan menjalani kebiasaan 3-dengan mempraktekkan menajemen diri yang efektif.

Ingatlah menajemen jelas berbeda dari kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan aktivitas otak kanan yang tinggi. Kepemimpinan lebih merupakan seni, didasari oleh suatu filosofi tertentu. Anda harus mengajukan pertanyaan tertinggi tentang hidup ini sewaktu anda berurusan dengan masalah kepemimpinan pribadi.

Akan tetapi segera sesudah anda berurusan dengan persoalan tersebut, segera sesudah anda memecahkannya, anda pun harus mengatur diri anda secara efektif untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai dengan jawaban anda. Kemampuan untuk mengatur dengan baik tidak punya arti apapun jika anda bahkan tidak berada dalam “hutan yang benar”. Dan hal ini sangat menentukan. Sebenarnya, kemampuan untuk mengatur dengan baik menentukan kualitas dan bahkan keberadaan ciptaan kedua. Manjemen adalah penguraian, analisa, peruntutan, aplikasi spesifik, aspek otak kiri yang terikat waktu dari pengaturan diri yang efektif. 

Kemenangan Publik (Public Victory)
4. Berpikir Menang/Menang (Think Win/Win: Principles of Mutual Benefit)
Menang/Menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terus menerus mencari keuntungan bersama dalam semua interaksi manusia. Menang/Menang berarti bahwa kesepakatan atau solusi memberikan keuntungan dan kepuasan yang timbal balik. Dengan solusi Menang/Menang, semua pihak merasa senang dengan keputusannya dan merasa terikat dengan rencana tindakannya. Menang/Menang melihat kehidupan sebagai arena yang koperatif, bukan kompetitif. Kebanyakan orang cenderung berpikir secara dikotomi: kuat atau lemah, keras atau lunak, menang atau kalah. Akan tetapi cara berpikir seperti ini pada dasarnya cacat. Cara berpikir ini didasarkan pada kekuasaan dan posisi dan bukan pada prinsip. Menang/Menang didasarkan pada paradigma bahwa ada banyak untuk setiap orang, bahwa keberhasilan satu orang tidak dicapai dengan mengorbankan atau menyingkirkan keberhasilan orang lain.

Menang/Menang adalah kepercayaan akan alternative ketiga. Ia bukan jalan anda atau jalan saya; ia adalah jalan yang lebih baik,jalan yang lebih tinggi.

5. Berusaha Mengerti Terlebih Dahulu, Baru Dimengerti (Seek First to Understand, Then to be Understood: Principles of Mutual Understanding)
Berusaha Mengerti Terlebih Dahulu memerlukan perubahan paradigma yang sangat mendalam. Kita biasanya berusaha lebih dahulu untuk di mengerti. Kebanyakan orang tidak mendengar dengan maksud untuk mengerti; mereka mendengar dengan maksud untuk menjawab. Mereka entah berbicara atau berniat untuk berbicara. Mereka menyaring segalanya melalui peradigma mereka sendiri, membacakan autobiografi mereka ke dalam kehidupan orang lain.

6. Wujudkan Sinergi (Synergize: Principles of Creative Cooperation)
Jika dimengerti dengan benar, sinergi adalah aktifitas tertinggi dalam semua kehidupan. Ujian dan manifestasi sebenarnya dari semua kebiasaan lain digabungkan menjadi satu.

Bentuk-bentuk tertinggi dari sinergi memfokuskan empat anugerah manusia yang unik , motif Menang/menang, dan keterampilan komunikasi empatik pada tantangan terbesar yang kita hadapi dalam hidup. Hasilnya nyaris merupakan mukjizat. Kita menciptakan alternative baru, sesuatu yang tidak ada disana sebelumnya.

Sinergi adalah intisari dari kepemimpinan yang berpusat pada prinsip. Sinergi adalah intisari dari keorangtuaan yang berpusat pada prinsip. Sinergi berfungsi sebagai katalisator, menyatukan dan melepaskan kekuatan terbesar dalam diri manusia. Semua kebiasaan yang sudah kita bahas menyiapkan kita untuk menciptakan mukjizat sinergi

Apakah sinergi? didefinisikan secara sederhana, sinergi berarti keseluruhannya lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya. Ia berarti hubungan antar bagian dimana bagian-bagian itu merupakan bagian di dalam dan dari hubungan itu sendiri. Sinergi bukan merupakan suatu bagian belaka, melainkan bagian yang paling bersifat katalisator, paling memberdaya, paling menyatukan dan paling menyenangkan.

Pembaruan

7. Asahlah Gergaji (Sharpen the Saw: Principles of Balanced Self-Renewal)
Kebiasaaan 7 adalah meluangkan waktu untuk mengasah gergaji. Kebiasaan ini melingkupi kebiasaan-kebiasaan lain pada paradigma Tujuh kebiasaan karena ia adalah kebiasaan yang menjadikan semua kebiasaan lain mungkin.

Asahlah dimensi fisik, dimensi spiritual, dimensi mental dan dimensi social/emosional anda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semua Kejadian Bersifat Netral Kitalah Yang Memberi Maknanya

Steven covey menulis dalam bukunya seven habits of highly effective people . Bahwa salah satu kemampuan orang yang efektif adalah memiliki Responsibility (tanggung jawab).  Responsibility disini diartikan sebagai respond ability kemampuan seseorang untuk merespon, artinya merespon segala bentuk kejadian, situasi kondisi, ataupun peristiwa yang datang kedalam hidup kita. Jadi jika meyakini bahwa semua kejadian yang datang kepada kita adalah tanggung jawab kita maka kita harus memiliki kemampuan bagaimana merespon masalah tersebut. Agar kita memiliki kemampuan mersepon suatu keadaan dengan baik maka kita perlu mengetahui pondasi ini. Pada dasarnya semua kejadian bersifat netral, kitalah yang memberikan label pada kejadian itu sehingga suatu kejadian memiliki bentuk makna, apakah itu makna positif atau negatif. Contoh : saat pergi ke kantor tiba-tiba ban mobil bocor, saat melihat ban bocor,  saat itu inget bahwa jam 10 akan ada meeting sama Bos dan team bahas rencana kerja divis

8 Jalan Rezeki Dalam Al Quran

Rezeki yang kita terima tidak selalu berkorelasi positif dengan usaha yang kita lakukan, kenapa?, karena rezeki itu datangnya dari Allah SWT. Apapun yang kita terima adalah karena Ridha Allah SWT. Setidaknya ada 8 jalan rezeki yang dituliskan dalam Al-Quran ;  1. Rezeki Yang Telah Dijamin “Tidak ada satu mahluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin Allah rezekinya”  (Q.S.11:6) Contoh : Meskipun seorang anak yatim piatu tidak memiliki orangtua, namun ia akan tetap hidup sampai besar dirawat panti asuhan atau diadopsi oleh keluarga lain. 2. Rezeki Karena Usaha “Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya” (Q.S.53:39)  Contoh : Karena keuletan dalam usaha, kini bangsa Turki bisa makmur, padahal alamnya tidak begitu kaya. 3. Rezeki Karena Bersyukur “Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu” (Q.S.14:7) Contoh: Brunei Darusalam baru-baru ini menerapkan syariat islam sebagai rasa syukur kepada