Langsung ke konten utama

Ikhlas - The Power Of Life

Kata ikhlas merupakan satu dari sekian banyak kosa kata yang begitu mudahnya diucapkan, bahkan kata ini begitu sangat sering kita dengar atau bahkan kita ucapkan. Padahal, makna ikhlas belum tentu semudah apa yang diucapkan, banyak diantara kita yang belum mampu menerjemahkan apa makna ikhlas itu sendiri.

Ikhlas yang lahir dari hati dan diterjemahkan dalam sebuah praktik akan menimbulkan banyak akibat, tentu dalam hal ini akibat yang baik. Salah satunya adalah ketulusan dan kelapangan jiwa dalam menjalani segala sesuatu yang ada dalam kehidupan ini. Manis atau bahkan pahit sekalipun jika dilandasi oleh sifat ikhlas, maka tidak akan berpengaruh buruk terhadap kondisi kehidupan manusia.

Imam al Nawawi al Dimasyqi misalnya, beliau mengurai makna ikhlas sebagai sebuah kunci dalam meraih hakikat kehidupan ini. Imam yang wafat pada tahun 676 Hijriyah ini membuat perumpamaan yang sangat indah tentang arti sebuah keikhlasan, di mana sebuah perbuatan akan mejadi berarti ketika dibungkus dengan keikhlasan, demikian juga sebaaliknya, pebuatan akan mejadi tak berarti ketika tak memiliki bungkus yang mapan berupa pondasi ikhlas.

Banyak perbuatan biasa menjadi bernilai karena terbungkus dalam niat yang bagus. Sebagaimana banyak kewajiban mnjadi tak bermakna lantaran niatnya yang tak lurus. Ketulusan membuat hidup semua tindakan (Hal. 34). Ini yang dimaksud pondasi dari berhasil tidaknya manusia meraih hakikat kehidupan. Niat dan ketulusanlah yang kelak akan menjadi juru kuncinya.

Pendapat senada juga disampaikan oleh Imam al Ghazali, tokoh tasawwuf ini menitik beratkan roh ikhlas tersebut pada kebaikan niat. Niat menjadi roh utama yang bisa mendesain lahirnya sifat ikhlas. Dengan demikian, menjadi penting setiap manusia untuk selalu meluruskan niat dalam setiap tingkah laku atau perbuatan sehari hari. 

Salah satu tanda cerdasnya jiwa adalah kaya niat baik senantiasa. Orang yang cerdas jiwanya, melakukan sesuatu perbuatan bukan karena diperintah orang atau ingin bereaksi atas suatu situasi, melainkan karena niat baik yang melimpah dalam hati (Hal. 51). 

Selain dua orang imam di tas, masih ada beberapa imam lainnya yang mencoba mengurai makna ikhlas dari perspektif kelimuan mereka. Mulai dari kaca mata tasawwuf, logika hingga psikologi klasik. Ramuan wejangan tentang khlas yang diurai dalam buku setebal 208 halaman ini diharapkan bia menjadi media terapi rohani untuk tercapainya sifat ikhlas yang sesungguhnya.

Diantara tanda punya niat baik dalam melaksanakan suatu pekerjaan adalah tidak malas, panik, atau putus asa ketika menemui kesulitan atau kendala. Orang yang baik niatnya, pada kenyataan tak gampang rnenyerah, dan kepada Allah senantiasa berserah (Hal. 59) inilah letak dan posisi ikhlas yang sesungguhnya. Ikhlas yang betul betul tanpa batas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semua Kejadian Bersifat Netral Kitalah Yang Memberi Maknanya

Steven covey menulis dalam bukunya seven habits of highly effective people . Bahwa salah satu kemampuan orang yang efektif adalah memiliki Responsibility (tanggung jawab).  Responsibility disini diartikan sebagai respond ability kemampuan seseorang untuk merespon, artinya merespon segala bentuk kejadian, situasi kondisi, ataupun peristiwa yang datang kedalam hidup kita. Jadi jika meyakini bahwa semua kejadian yang datang kepada kita adalah tanggung jawab kita maka kita harus memiliki kemampuan bagaimana merespon masalah tersebut. Agar kita memiliki kemampuan mersepon suatu keadaan dengan baik maka kita perlu mengetahui pondasi ini. Pada dasarnya semua kejadian bersifat netral, kitalah yang memberikan label pada kejadian itu sehingga suatu kejadian memiliki bentuk makna, apakah itu makna positif atau negatif. Contoh : saat pergi ke kantor tiba-tiba ban mobil bocor, saat melihat ban bocor,  saat itu inget bahwa jam 10 akan ada meeting sama Bos dan team bahas rencana kerja divis

8 Jalan Rezeki Dalam Al Quran

Rezeki yang kita terima tidak selalu berkorelasi positif dengan usaha yang kita lakukan, kenapa?, karena rezeki itu datangnya dari Allah SWT. Apapun yang kita terima adalah karena Ridha Allah SWT. Setidaknya ada 8 jalan rezeki yang dituliskan dalam Al-Quran ;  1. Rezeki Yang Telah Dijamin “Tidak ada satu mahluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin Allah rezekinya”  (Q.S.11:6) Contoh : Meskipun seorang anak yatim piatu tidak memiliki orangtua, namun ia akan tetap hidup sampai besar dirawat panti asuhan atau diadopsi oleh keluarga lain. 2. Rezeki Karena Usaha “Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya” (Q.S.53:39)  Contoh : Karena keuletan dalam usaha, kini bangsa Turki bisa makmur, padahal alamnya tidak begitu kaya. 3. Rezeki Karena Bersyukur “Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu” (Q.S.14:7) Contoh: Brunei Darusalam baru-baru ini menerapkan syariat islam sebagai rasa syukur kepada

Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif

Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif, untuk pertama kali terbit pada tahun 1989, adalah sebuah buku pengembangan diri yang ditulis oleh Stephen R. Covey. Buku ini sudah terjual lebih dari 15 juta kopi dalam 38 bahasa sejak publikasi pertamanya, yang ditandai dengan dirilisnya edisi ulang tahun ke-15 tahun 2004. Covey menyajikan pendekatan untuk menjadi efektif dalam mencapai tujuan dengan menyelaraskan diri pada apa yang dia sebut sebagai prinsip etika karakter yang menurutnya universal dan abadi. Tujuh kebiasaan Manusia yg sangat efektif mencakup banyak prinsip dasar dari efektivitas manusia. Kebiasaan-kebiasaan ini bersifat mendasar; merupakan hal yg primer. Ketujuh kebiasaan ini menggambarkan internalisasi prinsip-prinsip yang benar yang menjadi dasar kebahagiaan dan keberhasilan yang langgeng. Akan tetapi sebelum kita dapat benar-benar mengerti Tujuh Kebiasaan ini, kita perlu mengerti “ Paradigma “ kita sendiri dan bagaimana membuat suatu “ Perubahan Paradigma “.