Langsung ke konten utama

Cara Menghilangkan Sifat Egois Diri Sendiri

Dalam kehidupan sehari – hari, kita berinteraksi dengan banyak orang yang mempunyai sifat berbeda satu sama lainnya. Ada yang bersifat ramah, baik hati, dan sopan. Tetapi ada juga pribadi yang kasar, pemarah, atau egois. Orang yang mempunyai sifat egois adalah orang yang sulit untuk dihadapi. Semua orang sebenarnya punya sisi egoisme dalam dirinya, namun kadarnya berbeda – beda. Ada yang bisa menekan sisi egois tersebut dan menunjukkan sisi pribadinya yang baik, namun ada juga yang lebih dominan mengutamakan sifat egoisnya dalam berinteraksi dengan orang lain.

Egois berasal dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu ‘Ego’ yang artinya diri sendiri. Jadi, orang yang bersifat egois adalah orang yang selalu mementingkan dirinya sendiri dan tidak pernah mempertimbangkan kepentingan orang lain. Orang ini hanya akan mencari kenyamanan untuk dirinya sendiri dan tidak peduli dengan keadaan orang lain.

Mengapa Seseorang Menjadi Egois

Seseorang bisa menjadi pribadi yang egois biasanya karena telah dibentuk sejak kecil. Misalnya, sejak kecil ia selalu dimanja dan dipenuhi segala keinginannya oleh orang tuanya. Cara memanjakan anak yang dilakukan orang tuanya biasanya berlebihan. Maka ketika dewasa ia mengharapkan semua orang akan melakukan hal yang sama untuk dirinya. Orang egois akan menjadi seseorang yang tidak peduli pada kepentingan orang lain. Padahal, pendidikan karakter anak yang diberikan orang tua haruslah merupakan sesuatu yang positif. Pentingnya pendidikan karakter anak sejak kecil justru berguna salah satunya untuk menghindari anak menjadi pribadi yang egois.

Atasi Keegoisan

Sikap egois ini walaupun telah terbentuk sejak kecil, bukan berarti tidak bisa dihilangkan. Yang dibutuhkan hanyalah kemauan diri dan kesadaran dari seseorang untuk memperbaiki dirinya yang sering bersikap egois. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk cara merubah sifat egois dan cara menghilangkan sifat egois  tersebut .

1. Kenali sumbernya

Cara merubah kepribadian untuk bisa mengurangi bahkan menghilangkan sifat egois yang keterlaluan dari seseorang, dia harus bisa menggali ke dalam dirinya sendiri dan menemukan apa yang menjadi sebab dari keegoisannya. Seorang yang egois biasanya kerap kali merasa takut. Takut bila dirinya tidak diperhatikan, takut tersaingi, takut kalah dalam sesuatu hal, dan lainnya. Ataukah karena dia tidak pernah mengenal kesusahan sehingga tidak punya empati terhadap orang lain.

2. Mulailah tumbuhkan rasa empati

Jika sudah mengetahui sumber dari rasa egoisnya, seseorang bisa mulai mencoba mendengarkan dengan baik. Bila sebelumnya ia selalu sibuk dengan dirinya sendiri, maka sekarang waktunya meluangkan diri untuk kebutuhan orang lain. Dengan mendengarkan, sifat empati perlahan akan mulai tumbuh. Mampu berempati kepada orang lain adalah salah satu cara bersikap tenang dan dewasa. Dari sikap empati itulah akan tumbuh kepedulian terhadap orang lain.

3. Belajar untuk sabar

Salah satu pemicu keegoisan seseorang adalah kesulitan untuk bersikap sabar. Dia tidak sabar menunggu orang lain untuk mendapatkan haknya lebih dulu, sehingga dia bersikap mendahulukan dirinya sendiri. Belajar cara bersikap sabar dan menahan diri akan menjadi cara yang bagus untuk mengurangi sifat egois. Cara mendidik anak perempuan  dan cara mendidik anak laki – laki yang baik juga dengan menanamkan sikap sabar supaya kelak tidak menjadi pribadi yang egois.

4. Berhenti membandingkan

Orang egois akan selalu merasa tidak puas dan membandingkan keadaan dirinya dengan orang lain yang dianggapnya lebih baik. Hal ini berkaitan erat dengan rasa iri hati. Bila ingin menghilangkan keegoisan, dia perlu belajar untuk berhenti membuat perbandingan akan keadaan dirinya dengan orang lain. Cara merubah diri menjadi lebih baik yaitu dengan berusaha menerima keadaan diri sendiri dan kenyataan dalam hidup seseorang terlebih dulu.

5. Kembangkan prasangka baik terhadap orang lain

Pikiran yang buruk mengenai orang lain akan selalu ada dalam benak seorang yang egois, dan karena itulah dia memutuskan untuk selalu mendahulukan dirinya daripada orang lain. Cara menjadi pribadi yang baik dan tidak egois adalah dengan mulai mencoba berpikiran baik tentang orang lain, dan kesampingkan semua prasangka buruk sebelum terbukti kebenarannya.


6. Coba untuk lebih ramah lagi

Biasanya seorang yang egois itu memang jarang menunjukkan sikap ramah. Itu karena mereka terlalu fokus pada diri sendiri sampai tidak menyadari bagaimana cara bersikap yang benar terhadap orang lain. Mulai bersikap ramah dengan sering tersenyum, bisa menjadi cara menghargai orang lain yang benar. Karena dengan bersikap ramah, seseorang telah memberikan penghargaan kepada orang lain yang berinteraksi dengannya.

7. Belajar untuk mulai membantu orang lain

Semua orang memang memiliki masalahnya sendiri dan kesibukannya sendiri. Karena itulah jarang orang yang bisa memfokuskan diri kepada masalah orang lain. Akan tetapi, ini juga merupakan salah satu bentuk dari keegoisan. Belajar untuk meringankan beban orang lain di tengah kesibukan diri sendiri akan menjadi langkah yang bagus untuk mulai mengurangi keegoisan diri. Bila memiliki sahabat, cara membahagiakan sahabat juga dengan belajar untuk mulai mencoba meringankan masalah yang sedang dia hadapi.

8. Introspeksi

Bila seseorang ingin menghilangkan sikap egois, sesekali perlu juga merenungkan apakah dia telah berhasil menghilangkan sifat egoisnya, paling tidak sedikit demi sedikit. Renungkan seberapa besar kemajuan yang dicapai. Apakah sifatnya itu masih menyusahkan dan membuat kesal orang lain, ataukah dia sudah berhasil mengembangkan sesuatu yang positif dari dirinya dalam keseharian. Introspeksi diri juga akan menjadi cara meningkatkan harga diri seseorang.

9. Belajar bersikap dewasa

Sifat egois erat kaitannya juga dengan pola berpikir yang kekanakan. Cara menghilangkan sifat kekanak – kanakan yaitu dengan mulai mengikis keegoisan dalam diri. Seseorang bisa bersikap egois karena dia masih mempertahankan pola pikirnya sejak masih anak – anak dan belum bisa menumbuhkan kedewasaan.


10. Lapang dada

Untuk menghilangkan sifat buruk, seseorang harus bisa membuka dirinya terhadap kritikan dari orang lain. Dia harus bisa bersikap lapang dada dan menerima berbagai saran serta nasihat yang penting bagi perbaikan dirinya. Sifat egois bisa menjadi salah satu penyebab pertengkaran dalam rumah tangga, karena itu penting bagi seseorang untuk mau bersikap terbuka dan memperbaiki diri.

Bersikap egois akan menimbulkan berbagai masalah baru dari lingkungan dan orang sekitar. Mereka akan merasa terganggu dan tidak nyaman dengan keegoisan itu bahkan merasa dirugikan. Dampaknya, orang egois akan dijauhi oleh lingkungannya dan tidak diajak bergaul. Nah, apakah kita termasuk orang yang sering bersifat egois, atau justru tidak? Hal itu hanya diri kita sendirilah yang bisa menjawabnya. Bila kita sudah mengetahui bahwa sifat egois itu tidak baik bagi diri dan orang lain, maka janganlah kita mempertahankan sikap tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semua Kejadian Bersifat Netral Kitalah Yang Memberi Maknanya

Steven covey menulis dalam bukunya seven habits of highly effective people . Bahwa salah satu kemampuan orang yang efektif adalah memiliki Responsibility (tanggung jawab).  Responsibility disini diartikan sebagai respond ability kemampuan seseorang untuk merespon, artinya merespon segala bentuk kejadian, situasi kondisi, ataupun peristiwa yang datang kedalam hidup kita. Jadi jika meyakini bahwa semua kejadian yang datang kepada kita adalah tanggung jawab kita maka kita harus memiliki kemampuan bagaimana merespon masalah tersebut. Agar kita memiliki kemampuan mersepon suatu keadaan dengan baik maka kita perlu mengetahui pondasi ini. Pada dasarnya semua kejadian bersifat netral, kitalah yang memberikan label pada kejadian itu sehingga suatu kejadian memiliki bentuk makna, apakah itu makna positif atau negatif. Contoh : saat pergi ke kantor tiba-tiba ban mobil bocor, saat melihat ban bocor,  saat itu inget bahwa jam 10 akan ada meeting sama Bos dan team bahas rencana kerja divis

8 Jalan Rezeki Dalam Al Quran

Rezeki yang kita terima tidak selalu berkorelasi positif dengan usaha yang kita lakukan, kenapa?, karena rezeki itu datangnya dari Allah SWT. Apapun yang kita terima adalah karena Ridha Allah SWT. Setidaknya ada 8 jalan rezeki yang dituliskan dalam Al-Quran ;  1. Rezeki Yang Telah Dijamin “Tidak ada satu mahluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin Allah rezekinya”  (Q.S.11:6) Contoh : Meskipun seorang anak yatim piatu tidak memiliki orangtua, namun ia akan tetap hidup sampai besar dirawat panti asuhan atau diadopsi oleh keluarga lain. 2. Rezeki Karena Usaha “Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya” (Q.S.53:39)  Contoh : Karena keuletan dalam usaha, kini bangsa Turki bisa makmur, padahal alamnya tidak begitu kaya. 3. Rezeki Karena Bersyukur “Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu” (Q.S.14:7) Contoh: Brunei Darusalam baru-baru ini menerapkan syariat islam sebagai rasa syukur kepada

Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif

Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif, untuk pertama kali terbit pada tahun 1989, adalah sebuah buku pengembangan diri yang ditulis oleh Stephen R. Covey. Buku ini sudah terjual lebih dari 15 juta kopi dalam 38 bahasa sejak publikasi pertamanya, yang ditandai dengan dirilisnya edisi ulang tahun ke-15 tahun 2004. Covey menyajikan pendekatan untuk menjadi efektif dalam mencapai tujuan dengan menyelaraskan diri pada apa yang dia sebut sebagai prinsip etika karakter yang menurutnya universal dan abadi. Tujuh kebiasaan Manusia yg sangat efektif mencakup banyak prinsip dasar dari efektivitas manusia. Kebiasaan-kebiasaan ini bersifat mendasar; merupakan hal yg primer. Ketujuh kebiasaan ini menggambarkan internalisasi prinsip-prinsip yang benar yang menjadi dasar kebahagiaan dan keberhasilan yang langgeng. Akan tetapi sebelum kita dapat benar-benar mengerti Tujuh Kebiasaan ini, kita perlu mengerti “ Paradigma “ kita sendiri dan bagaimana membuat suatu “ Perubahan Paradigma “.