Langsung ke konten utama

Semua Kejadian Bersifat Netral Kitalah Yang Memberi Maknanya

Steven covey menulis dalam bukunya seven habits of highly effective people. Bahwa salah satu kemampuan orang yang efektif adalah memiliki Responsibility (tanggung jawab). Responsibility disini diartikan sebagai respond ability kemampuan seseorang untuk merespon, artinya merespon segala bentuk kejadian, situasi kondisi, ataupun peristiwa yang datang kedalam hidup kita. Jadi jika meyakini bahwa semua kejadian yang datang kepada kita adalah tanggung jawab kita maka kita harus memiliki kemampuan bagaimana merespon masalah tersebut. Agar kita memiliki kemampuan mersepon suatu keadaan dengan baik maka kita perlu mengetahui pondasi ini.

Pada dasarnya semua kejadian bersifat netral, kitalah yang memberikan label pada kejadian itu sehingga suatu kejadian memiliki bentuk makna, apakah itu makna positif atau negatif. Contoh : saat pergi ke kantor tiba-tiba ban mobil bocor, saat melihat ban bocor,  saat itu inget bahwa jam 10 akan ada meeting sama Bos dan team bahas rencana kerja divisi.  Kira-kira jika anda yang berada pada peristiwa itu apa kira-kira yang akan menjadi respon anda ?

Untuk yang merespon kejadian tersebut tetapi fokus pada masalahnya, maka cara pandang anda terhadap kejadian tersebut akan negatif yang berujung anda akan memberikan label makna kejadian tersebut sebagai kesialan. "Sial banget pagi ini, dah pas berangkat ban mobil bocor, telat datang ke meeting, Bos marah-marah gara-gara hasil meeting tidak sesuai harapan. Perut lapar karena tadi belum sarapan pagi. Komplit banget dah penderitaan gua hari ini" (Vibrasi negatif).

Tapi untuk anda yang merespon kejadian itu dengan berfokus mencari makna dibalik peristiwa yang terjadi maka anda akan menghasilkan cara pandang postif yang berujung kita akan memberikan label bahwa hari ini saya banyak mendapat ujian kesabaran dari Allah, SWT.  "Ya Allah.. Ban bocor..meeting sama bos dan team telat datang,  bos marah-marah gara-gara hasil meeting tidak sesuai harapan,  mana perut lapar banget karena tadi pagi gak sempet sarapan.  Mudah-mudahan Allah, SWT ampuni dosa-dosa saya,  mungkin karena ada dosa kali kemarin akhirnya saya dapet kejadian seperti ini. Ya udah sabar aja dah ujian dari Allah, SWT untuk menghapus dosa - dosa" (Vibrasi positif).

Jadi inget-inget suatu kejadian akan menjadi positif atau negatif tergantung respon diri kita,  dan bagaimana kita memberikan makna pada kejadian tersebut. Jika kita fokus pada masalahnya kita akan melihat kejadian tersebut sebagai hal yang negatif,  jika kita fokus mencari makna dibalik peristiwa tersebut maka kita akan melihat kejadian tersebut sebagai hal yang positif. Mari menjadi pribadi yang positif baik dalam pikiran, perasaan, dan perbuatan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif

Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif, untuk pertama kali terbit pada tahun 1989, adalah sebuah buku pengembangan diri yang ditulis oleh Stephen R. Covey. Buku ini sudah terjual lebih dari 15 juta kopi dalam 38 bahasa sejak publikasi pertamanya, yang ditandai dengan dirilisnya edisi ulang tahun ke-15 tahun 2004. Covey menyajikan pendekatan untuk menjadi efektif dalam mencapai tujuan dengan menyelaraskan diri pada apa yang dia sebut sebagai prinsip etika karakter yang menurutnya universal dan abadi. Tujuh kebiasaan Manusia yg sangat efektif mencakup banyak prinsip dasar dari efektivitas manusia. Kebiasaan-kebiasaan ini bersifat mendasar; merupakan hal yg primer. Ketujuh kebiasaan ini menggambarkan internalisasi prinsip-prinsip yang benar yang menjadi dasar kebahagiaan dan keberhasilan yang langgeng. Akan tetapi sebelum kita dapat benar-benar mengerti Tujuh Kebiasaan ini, kita perlu mengerti “ Paradigma “ kita sendiri dan bagaimana membuat suatu “ Perubahan Paradigma “.

Cara Menghilangkan Sifat Egois Diri Sendiri

Dalam kehidupan sehari – hari, kita berinteraksi dengan banyak orang yang mempunyai sifat berbeda satu sama lainnya. Ada yang bersifat ramah, baik hati, dan sopan. Tetapi ada juga pribadi yang kasar, pemarah, atau egois. Orang yang mempunyai sifat egois adalah orang yang sulit untuk dihadapi. Semua orang sebenarnya punya sisi egoisme dalam dirinya, namun kadarnya berbeda – beda. Ada yang bisa menekan sisi egois tersebut dan menunjukkan sisi pribadinya yang baik, namun ada juga yang lebih dominan mengutamakan sifat egoisnya dalam berinteraksi dengan orang lain. Egois berasal dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu ‘Ego’ yang artinya diri sendiri. Jadi, orang yang bersifat egois adalah orang yang selalu mementingkan dirinya sendiri dan tidak pernah mempertimbangkan kepentingan orang lain. Orang ini hanya akan mencari kenyamanan untuk dirinya sendiri dan tidak peduli dengan keadaan orang lain. Mengapa Seseorang Menjadi Egois Seseorang bisa menjadi pribadi yang egois biasanya k